Membangun Kembali Semangat Toleransi di Tengah Pandemi Covid-19
Tugas Pendidikan Kewarganegaraaan
Tema: Membangun Kembali Semangat Toleransi manusia Indonesia
Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan.
Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain, seperti:
Ditengah pendemi covid-19 ini memang semua menjadi serba susah, karena penularan virus ini melalui kontak sentuhan yang bahkan tidak disadari oleh si penderita itu sendiri, Karena itulah Pemerintah kira mengikuti Negara China sana untuk melakukan Social Distancing. Karena dinilai sangat efektif untuk mengurangi resiko penyebaran covid-19 ini. Bahkan kita diimbaukan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain mau dari orang terdekat hingga orang yang tidak kita kenal di tempat umum.
Tetapi ini agak sulit untuk orang indonesia,karena orang-orang kita yang dikenal ramah dan hangat dengan sesama maupun dengan orang asing. Kadang mereka tidak enak atau keberatan karena tidak dapat melakukan keramahan-keramahan. Karena tingkat toleransi di Indonesia yang tinggi ini mulai memudar karena dibataskannya kontak mereka dengan orang lain secara langsung, nilai-nilai ini mulai hilang secara perlahan. Orang jadi terlalu mudah berburuk sangka dengan antar agama, suku, dan lain-lain. Hal ini jika dibiarkan akan merusak persatuan bangsa indonesia dan dapat memudarkan nilai-nilai toleransi dalam berbangsa dan beragama.
Jika kita ingin memulai membangun kembali semangat dalam bertoleransi ini, maka kita harus memulainya dari diri kita sendiri.Pertama yaitu, menyadari apa yang telah kita sendiri lakukan dan apa dampak yang akan diberikan dari perbuatan dan sifat kita sendiri. Karena secara tidak sengaja pasti kita pernah menyinggung mengenai masalah agama, ras, suku, dan lain-lain. Walaupun menurut kita sendiri bukanlah hal besar, tapi kita tidak tahu apa yang ada didalam benak mereka yang secara tidak sengaja kita singgung.
Jadi, Marilah kita sama -sama kembali membangun kembali semangat toleransi di tengah pandemi Covid- 19 ini. Mulailah meyadari kesahalahan pada diri sendiri, lebih sering menyadari atas perbuatan diri sendiri. Karena dipercaya jika kita memerintah seseorang, maka belum tentu orang lain itu mendengar. Tapi, jika kita memulai dari diri kita sendiri dan orang lain melihatnya, maka orang lain tidak akan segan untuk meniru hal baik.
Ditulis dan disusun oleh:
M. Putra Tama Bayu H.
14418805
2IB02
Teknik Elektro, Universitas Gunadarma
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi
Tema: Membangun Kembali Semangat Toleransi manusia Indonesia
Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan.
Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain, seperti:
- Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;
- Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta
- Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaannya
Ditengah pendemi covid-19 ini memang semua menjadi serba susah, karena penularan virus ini melalui kontak sentuhan yang bahkan tidak disadari oleh si penderita itu sendiri, Karena itulah Pemerintah kira mengikuti Negara China sana untuk melakukan Social Distancing. Karena dinilai sangat efektif untuk mengurangi resiko penyebaran covid-19 ini. Bahkan kita diimbaukan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain mau dari orang terdekat hingga orang yang tidak kita kenal di tempat umum.
Tetapi ini agak sulit untuk orang indonesia,karena orang-orang kita yang dikenal ramah dan hangat dengan sesama maupun dengan orang asing. Kadang mereka tidak enak atau keberatan karena tidak dapat melakukan keramahan-keramahan. Karena tingkat toleransi di Indonesia yang tinggi ini mulai memudar karena dibataskannya kontak mereka dengan orang lain secara langsung, nilai-nilai ini mulai hilang secara perlahan. Orang jadi terlalu mudah berburuk sangka dengan antar agama, suku, dan lain-lain. Hal ini jika dibiarkan akan merusak persatuan bangsa indonesia dan dapat memudarkan nilai-nilai toleransi dalam berbangsa dan beragama.
Jika kita ingin memulai membangun kembali semangat dalam bertoleransi ini, maka kita harus memulainya dari diri kita sendiri.Pertama yaitu, menyadari apa yang telah kita sendiri lakukan dan apa dampak yang akan diberikan dari perbuatan dan sifat kita sendiri. Karena secara tidak sengaja pasti kita pernah menyinggung mengenai masalah agama, ras, suku, dan lain-lain. Walaupun menurut kita sendiri bukanlah hal besar, tapi kita tidak tahu apa yang ada didalam benak mereka yang secara tidak sengaja kita singgung.
Jadi, Marilah kita sama -sama kembali membangun kembali semangat toleransi di tengah pandemi Covid- 19 ini. Mulailah meyadari kesahalahan pada diri sendiri, lebih sering menyadari atas perbuatan diri sendiri. Karena dipercaya jika kita memerintah seseorang, maka belum tentu orang lain itu mendengar. Tapi, jika kita memulai dari diri kita sendiri dan orang lain melihatnya, maka orang lain tidak akan segan untuk meniru hal baik.
Ditulis dan disusun oleh:
M. Putra Tama Bayu H.
14418805
2IB02
Teknik Elektro, Universitas Gunadarma
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi
Komentar
Posting Komentar